[#24] LETTING GO

letting go

the times we had together, our dear memories.

i let go, let go, let go.

#24 : DAY6 – Letting Go [ft. Seventeen’s Joshua Hong and Lovelyz’s Kei]

 

Kei terdiam, ia memandang punggung Joshua dalam temaram lampu jalan, matanya ingin benar mengucurkan air mata namun hatinya menolak. Atau setidaknya, hanya itu yang bisa dilakukan Kei agar tidak mengecewakan Joshua.

 

Tak lama selang, Kei memutuskan mengikis jarak antara dirinya dan Joshua, lalu membisu lagi untuk beberapa alasan abstrak. Joshua nampak baik-baik saja dari luar, ia bahkan mulai tersenyum tanpa sebab yang jelas.

 

“Apa yang kau tertawakan, Josh?”

 

“Kita.”

 

“Kita?”

 

“Ya. Bukankah kita memiliki terlalu banyak kenangan di masa lalu? Hal-hal seperti bertukar kado pada hari ulang tahun, menikmati kembang api pada festival musim panas, atau mengajak anjing jalan-jalan sebentar lagi akan—“ Joshua mendesah panjang “—akan berakhir.”

 

“Tsk, kau ini. Memangnya siapa yang minta putus, hah?” Kei cemberut, tapi tak kelihatan marah.

 

Joshua menarik kurva bibirnya selama semenit. “Aku kan sudah mengabulkan permintaan terakhirmu untuk jalan-jalan keliling Seoul selama sehari penuh. Masa kau masih cemberut?”

 

“Aku tidak cemberut, Josh. Aku setuju kita putus karena, well, sepertinya aku juga tidak bisa berkompromi dengan jarak yang sebentar lagi akan memisahkan kita berdua. Maaf kalau aku kedengaran marah, ini hanya…sedikit sulit.”

 

Joshua mengalungkan lengannya melingkari pundak Kei, meremas ujungnya keras-keras. “Tidak ada yang perlu minta maaf dan memaafkan, kita berdua sudah cukup baik dalam menjaga hubungan ini. Dan jika kita harus berpisah hari ini, maka jadikan momen itu lebih membahagiakan daripada hari lain.” Joshua memeluk Kei. “Aku mencintaimu, Kei.”

 

“Tuh, kan! Jangan bicara seolah-olah kita bisa bertemu lagi besok!”

 

“Ah, iya, ya. Maaf.”

 

Joshua memeluk Kei sekali lagi, mereka melangkah beberapa meter sampai di depan rumah Kei. Pemuda itu melepaskan tautan tangannya sebelum Kei menghilang di balik gerbang, kemudian menunggu sejenak sampai Kei menghidupkan lampu kamarnya di lantai dua.

 

“Josh, besok kau berangkat pukul berapa?” Gadis itu melongok dari jendela, suaranya kedengaran keras sekali saat tak seorang pun masih terjaga demi meramaikan keadaan.

 

“Sekitar pukul sembilan, tetapi pesawatku lepas landas setengah jam berikutnya.”

 

Mereka berdua bersinggung tatap lama sekali. Bahkan dari jarak yang lumayan jauh, Joshua masih melihat ketidakrelaan gadis itu untuk mengakhiri hubungan mereka.

 

Kalau aku melanjutkan studi ke New York dan kau berangkat ke Taipei minggu berikutnya, siapa yang menjamin kita akan terus menjalin hubungan?

 

Asal kau tahu saja, aku yang lebih terluka karena membuat keputusan ini. Butuh waktu beberapa hari sampai aku bisa mengutarakannya padamu. Apa kau tahu itu, Kei?

 

“Aku pulang, Kei. Dah.”

 

“Dah. Hati-hati, Josh.” Kei menutup perpisahan itu dengan ciuman jarak jauh.

 

Ah, setidaknya perpisahan kami berakhir baik-baik.

 

Lalu pemuda itu melenggang pergi meninggalkan rumah gadisnya.

3 thoughts on “[#24] LETTING GO

  1. liakyu says:

    “Tuh, kan! Jangan bicara seolah-olah kita bisa bertemu lagi besok!”

    T.T
    DUH BAPER PER PER PER.

    Long-distance relationship emang nyebelin banget dan hampir jadi alasan putus terbesar pasangan. But, mungkin putus emang jalan terbaik ya. Nggak kebayang deh kalo harus suap-suapan lewat Skype tiap hari LOLOLOL.

    NIce!
    Keep writing yaaaaa.

leave some golds...